Sabar... Sabar...,Kata ibu juga jangan didengerin. Lebih baik mengalah saja.” kalimat itu keluar dari mulut ibu Siti Aisah (45) yang terlihat bergetar menahan kesedihan hatinya.
Anaknya yang tengah menangis dalam pelukannya bernama Alif (7) baru saja duduk di bangku sekolah dasar. Ia menangis setelah mendengar ejekan yang ditujukan kepada ibunya akibat kondisi ibunya yang tak biasa. Ibu Siti mengidap Tumor mulut. Namun sayangnya keadaan ekonomi sangat tidak memungkinkan bagi ibu Siti untuk berobat apalagi menjalani operasi.
Sudah tak terhitung berapa kali ia mendengar cibiran bahkan hinaan dan tatapan jijik karena kondisinya dari orang lain. Ia hanya bisa berusaha sabar menerima kenyataan itu seraya berusaha mensyukuri semuanya.Beruntung bagi ibu Siti dikaruniai dua buah hati yang sholeh dan sholehah Zalva (17) dan Alif (7) merupakan pelipur lara serta penyemangat bagi Ibu Siti.
Sepeninggal Mendiang Suami yang berpulang Empat tahun lalu, kehidupan Keluarga Bu siti yang tak mudah kini semakin sulit. Dengan kondisinya, Bu siti harus banting tulang seorang diri demi menghidupi keluarganya dan memastikan Anak-anaknya agar tidak putus sekolah.
Tanpa sang Suami impian Bu Siti untuk menjalani operasi tumornya nampak semakin tidak mungkin. Demi menyambung makan pun Bu Siti seringkali terseok-seok berjuang menjajakan gorengan yang Ia buat tak jarang Ia harus berhutang demi memastikan kedua buah hati nya tetap bisa berangkat kesekolah.
Meski Bu Siti selalu berusaha tampak tegar dimata buah hatinya, namun ada kegelisahan yang sangat menghantuinya melebihi ke khawatiran terhadap kondisi fisiknya, yaitu kekhawatiran terkait tempat mereka berteduh. Ia takut sewaktu-waktu terusir dari tempat Ia tinggal sekarang, karena sejak sang Suami meninggal dunia, keluarga Bu Siti terpaksa tinggal menumpang di rumah kerabat karena tak mampu membayar kontrakan.
Jika kami tak lagi di ijinkan tinggal, entah harus kemana kami pindah, karena kalau harus mengontrak saya tidak akan mampu membayar kontrakan nya Terisak Bu Siti berujar.
Bu Siti hanya mampu menguatkan dan meminta kedua buah hatinya untuk iklas dan jangan meladeni jika ada teman-teman mereka yang mengejek atau mengolok-olok kodisi dirinya.
“Aku bangga kok sama ibu” ungkap Zalva saat menceritakan kejadian-kejadian yang pernah ia alami terkait ibunya. Ia tak merasa malu memiliki ibu yang memiliki penampilan yang tak biasa. Ia berharap ia bisa sekolah tinggi demi bisa membahagiakan ibunya. Ia juga berharap agar Ibunya segera di obati.
Saya ingin ibu segera di obati, Saya takut Ibu ninggalin kami seperti Bapak, kalau gak ada Ibu kami gak tau harus kemana Ungkap Zalva terbata seraya mengusap airmatanya.
Insan Baik, tanpa penanganan kondisi tumor Bu Siti bisa kapan saja mengganas dang mengancam nyawanya. Mari kita bersamai perjuangan Bu Siti dengan do'a serta donasi terbaik kita.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pengobatan Bu Siti serta menghadirkan tempat tinggal dan modal usaha bagi keluarga bu Siti. Sebagian donasi juga akan digunakan untuk keberlangsungan program sosial kemanusiaan serta para penerima manfaat lain di bawah naungan dan pendampingan Amal Baik Insani
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik