Pemandangan tak biasa terlihat di rest area siang itu. Seorang Ibu menggendong anaknya yang nampak sudah dewasa di punggung seraya menawarkan tissue kepada pengunjung yang beristirahat.
Ini adalah perjuangan bu Kokom demi bisa bawa anak tersayangnya berobat. Rian (19 thn) mengidap penyakit langka yaitu Cerebal Palsy, membuat tubuh Rian lemas tak berdaya, nyaris semua kebutuhan Riyan harus di bantu oleh bu Kokom.
Itulah sebabnya Rian selalu berada di gendongan bu kokom kemanapun bu kokom pergi, termasuk saat bu kokom mencari nafkah dengan berjualan Tisu, Tidak ada pilihan lain bagi Bu Kokom selain harus membawa Riyan ikut berjualan sebab tidak ada yang menjaga Riyan di rumah, selain khawatir jika Riyan di tinggal seorang diri di rumah.
Malu sebenernya mesti jualan sambil gendong Riyan, sering di sangka pengen dikasihani, tapi sebenernya saya lebih khawatir dan tidak tenang kalau Riyan saya tinggal sendiri di rumah, terserah orang mau nganggep apa juga. Saat ini saya cuman ingin cari nafkah buat makan dan ingin bawa Riyan berobat Ungkap bu kokom seraya mengusap air mata yang mengalir di pipinya
Dengan tertatih, setiap harinya bu Kokom harus menggendong Riyan dan berjalan belasan kilometer dari tempat tinggalnya untuk sampai di tempat Ia biasa mencari nafkah. Bukan tidak berat, ikhtiar itu ia lakukan demi menyambung hidup yang setiap harinya dirasa semakin berat. Tapak langkah kesabaran Bu Kokom menjadi saksi perjuangan kerasnya kehidupan menghantam ia dan Riyan.
Dalam sehari, Bu Kokom bisa mendapatkan keuntungan Rp 15.000 - Rp 30.000 dari berjualan tissue jika sedang ramai. Jika sepi, ia hanya bisa menghadapi pahitnya hari. Ada impian Bu Kokom ingin mengupayakan kesembuhan Riyan dengan kembali membawanya berobat, namun rupanya keadaan memaksanya untuk menunda impian itu, karena kebutuhan pokokpun seringkali tidak terpenuhi.
Ada ketakutan yang terus menghantui hari-hari bu Kokom, ketakutan bahwa kesempatan sembuh Riyan menjadi tidak tergapai karena sering kali terbentur biaya, ingin sekali bu kokom punya usaha warung di rumah agar ia tidak repot harus menggendong gendong rian, dan rian bisa istirahat dirumah.
Sahabat, mari kita bantu Ibu Kokom mewujudkan mimpinya itu. Berapapun yang kita berikan tentu akan sangat berharga dan sangat membantu bagi terwujudnya mimpi Ibu Kokom. Mari berikan yang terbaik bagi kebahagiaan ibu Kokom dan keluarganya.